DE

Pertanian
Modernisasi Pertanian Indonesia, Solusi Untuk Tantangan Ketahanan Pangan di Indonesia

cips

Peluncuran buku “Modernisasi Pertanian Indonesia” di Jakarta, 4 September 2023.

Mencapai ketahanan pangan di Indonesia merupakan suatu tantangan tersendiri. Berdasarkan Indeks Ketahanan Pangan Global 2022, Indonesia menduduki peringkat ke-63 dari 113 negara dengan skor 60,2. Peringkat yang dicapai Indonesia ini masih dibawah peringkat negara tetangga lainnya, yaitu Singapura (ke-28), Malaysia (ke-41), dan Vietnam (ke-46). Tentunya, sudah menjadi penting bagi Indonesia untuk berbenah, mengingat isu perubahan iklim saat ini dapat memperburuk kondisi pangan di Indonesia.

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, saat ini pemerintah sedang berfokus pada penarikan investasi sektor swasta melalui reformasi sektor pangan dan pertanian. Berdasarkan hal tersebut, Center for Indonesian Policy Studies atau CIPS sebagai salah satu organisasi thinktank di Indonesia, melaksanakan proyek penelitian selama tiga tahun dan telah menyelesaikan 12 studi di sektor pangan dan pertanian. Penelitian ini berpusat pada cara-cara untuk memperkuat keterlibatan sektor swasta.

Tahun ini, seluruh studi yang telah dilaksakan tersebut terangkum dalam satu karya buku yang berjudul “Modernisasi Pertanian Indonesia.” Modernisasi pertanian dipilih karena dianggap sebagai solusi yang berpotensi untuk menanggapi tantangan dalam mencapai ketahanan pangan. Modernisasi pertanian dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan, sehingga dapat berkontribusi pada sektor-sektor lainnya.

Bekerja sama dengan FNF Indonesia, CIPS menggelar peluncuran buku “Modernisasi Pertanian Indonesia” pada 4 September 2023 lalu di Jakarta. Acara ini juga terlaksana secara hybrid, sehingga semakin banyak pihak yang dapat berpartisipasi. Acara peluncuran buku ini diawali dengan keynote speech oleh Bayu Krishnamurti, mantan wakil Menteri Pertanian Indonesia sekaligus Guru Besar Pertanian. Bayu menekankan bahwa adanya inflasi dan kemiskinan merupakan tantangan utama dalam pertumbuhan pertanian Indonesia. Beliau juga menyebutkan bahwa penerapan modernisasi pertanian sekaligus dapat menciptakan keberlanjutan pertanian untuk masa depan dan dapat menjadi solusi untuk adaptasi perubahan iklim.

Selanjutnya, peluncuran buku ditandai dengan pemasangan puzzle yang berlatar sampul buku satu persatu oleh para tamu undangan. Kemudian dilanjutkan dengan distribusi buku kepada tamu undangan dan juga dua orang peserta yang terpilih.

Acara peluncuran buku ini juga diisi dengan dua sesi panel diskusi yang dipimpin oleh moderator Azzizah Fauzi, Peneliti Muda dari CIPS. Sesi panel diskusi pertama diawali dengan pemaparan dari Aditya Alta, Kepala Peneliti CIPS sekaligus salah satu penyunting buku. Aditya membahas tentang latar belakang pembuatan buku serta rekomendasi kebijakan yang tertulis dalam buku tersebut. Selanjutnya, Insan Syafaat, Direktur Eksekutif PISAgro, memaparkan upaya PISAgro sebagai sektor swasta dalam mewujudkan modernisasi pertanian Indonesia. Salah satu upaya yang telah dilakukan adalah dengan peluncuran AgriTech untuk mengedukasi petani di Indonesia. Selain itu, Nyoto Suwignyo, Deputi II Bidang Kerentanan Pangan dan Gizi dari Badan Pangan Nasional juga turut menjelaskan upaya pemerintah dalam modernisasi pertanian Indonesia, salah satunya adalah adanya satu pusat data pangan dan pemerataan kebutuhan pangan, terutama untuk wilayah pelosok di Indonesia.

Sesi panel diskusi yang kedua mengundang  pembicara James Fell dari Australian Bureau of Agricultural and Resource Economics and Sciences (ABARES). Sesi kedua ini bertujuan untuk menghadirkan wawasan baru mengenai kondisi serta kebijakan pertanian dari negara lain yaitu Australia. James Fell menyebutkan bahwa saat ini fokus pemerintah Australia telah bergeser yang semula pada dukungan untuk produsen produk pertanian menuju dukungan terhadap penelitian dan pengembangan di bidang pertanian.

Dapat menghadiri kegiatan peluncuran serta panel diskusi ini, telah memberikan wawasan baru mengenai dunia pertanian Indonesia dan Australia. Apalagi sebagai pihak yang tidak terlibat dalam bidang pangan dan pertanian, namun, sehari-hari berperan sebagai seorang konsumen yang dekat dengan produk pertanian, terutama beras. Tentunya mendapatkan pengetahuan baru merupakan pengalaman yang berharga.

Dapatkan buku terbaru CIPS "Modernisasi Pertanian Indonesia" disini.